Kecintaannya terhadap dunia komunikasi, serta harapannya untuk berkontribusi membangun negara ke arah yang lebih baik, membuat Adi Chandra, S.Kom., alumnus Program Studi Ilmu Komunikasi (Ikom) tahun 2011, menetapkan langkahnya untuk terjun dalam birokrasi pemerintahan.
Misi dalam komunikasi
Sejak kecil, Adi punya hobi berkaitan dengan dunia teknologi dan informasi, seperti surfing di internet. Namun, ada satu hal yang kurang: pengetahuan akan komunikasi. Adi percaya bahwa dunia informasi, komunikasi, dan teknologi pasti akan menjadi sesuatu yang bernilai di masa depan (yang nyatanya memang terbukti saat ini dunia teknologi dan informasi menjadi bagian penting dari keseharian kita). Dengan membawa buah pikiran seperti itulah, ia mendaftarkan diri sebagai mahasiswa Ikom angkatan 2007 di UK Petra, universitas swasta yang tahun itu sudah memiliki reputasi yang besar dan terpercaya di kalangan masyarakat. Tak hanya itu, ia juga membawa misi pribadi, yaitu membangun relasi dengan teman-teman yang sevisi memberikan kontribusi bagi Indonesia demi kehidupan yang lebih baik.
Selama berkuliah, Adi tergolong mahasiswa yang aktif. Pria kelahiran Tarakan, Kalimantan Utara ini pernah menjadi panitia kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh BEM, panitia studi ekskursi tingkat lokal maupun nasional, ketua lomba Kampanye Public Relations (PR) Nasional yang diadakan oleh UK Petra, panitia koordinator divisi teknik lomba penyiar radio, mahasiswa paruh waktu (MPW) Radio dan Laboratorium PR di Prodi Ikom, serta asisten dosen di beberapa mata kuliah bidang PR. Selain itu, Adi juga berkesempatan menjadi advisor bagi para juniornya yang mengikuti lomba di tahun 2010.
Bicara soal lomba, Adi bersama kelompoknya pernah membawa nama UK Petra juara runner up lomba PR Nasional yang diadakan oleh EGA Briefings dalam acara “International Public Relations Summit” di Jakarta tahun 2009. Dengan tema “Neuro Linguistic for Corporate”, Adi dan teman-temannya membuat program PR untuk internal perusahaan dengan metode psikologi komunikasi, agar pengembangan sumber daya manusia menjadi lebih baik. Yang membuat lomba ini makin berkesan bagi Adi adalah fakta bahwa hasil studi di UK Petra ternyata bisa diterapkan secara langsung, meski saat itu ia masih berada di pertengahan masa studi. Program yang dibuat untuk lomba tersebut juga murni dari hasil ide kelompok, berbeda dengan kelompok pemenang lain yang menggunakan program yang memang sudah ada di kampus dan diinisiasi oleh dosen mereka sendiri.
“Apapun yang dipelajari di UK Petra itu sangat bisa memberikan kontribusi dalam kehidupan, bahkan meski kuliah belum selesai,” ungkap Adi. Selain bisa membantunya dalam membuat program lomba, dia juga mendapatkan tawaran dari Tempo untuk menjadi senior digital communication, yang mana tawaran itu datang ketika Adi belum menyelesaikan masa studinya. Namun, tawaran ini ia tolak karena adanya keinginan untuk membangun usaha sendiri selepas kuliah. Hingga masuk ke pekerjaan sekarang, ilmu komunikasi yang didapatkan tidak hanya membantu dalam pekerjaan, tapi juga dalam berkarya di dunia karir maupun usaha.
Visi yang telah menjadi aksi
Tahun 2012, Adi membangun usaha di bidang pelayaran kapal di Jakarta hingga memiliki cabang di Palembang. Tapi ia tidak melupakan visinya untuk bisa berkontribusi langsung dalam organisasi pemerintahan untuk membangun negara ke arah yang lebih baik. Hanya saja, ia menunggu saat yang tepat, di mana ia lebih siap secara usia.
Peluang itu ternyata datang lebih cepat. Sebuah anugerah besar dari Tuhan bagi Adi ketika suatu hari di tahun 2014, seorang temannya dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menawarkan pada Adi untuk ikut membantu kampanye Joko Widodo (Jokowi) yang akan mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Tanpa ragu, Adi yang memang tertarik dengan figur Jokowi, ditambah dengan visi yang ia pegang, langsung menangkap peluang itu. Alih-alih tugasnya berakhir ketika Jokowi berhasil menjabat sebagai Presiden RI, Adi malah diangkat menjadi Panitia Nasional Program Presiden RI di tahun 2015.
Posisinya berubah menjadi Tim Komunikasi Pemerintah di tahun 2016-2019, di mana ia berkesempatan membantu Presiden dan Menteri untuk bisa berkomunikasi dalam berbagai sisi. Tahun 2016, ia membantu Puan Maharani, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Tahun 2018, ia membantu Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden RI. Tahun 2019 akhir, ia tetap ditempatkan di posisi untuk membantu Wakil Presiden Ma’ruf Amin, pasangan Jokowi di periode keduanya menjabat sebagai Presiden RI. Selama menjabat di birokrasi pemerintahan, Adi tidak melepaskan tanggung jawabnya untuk mengurus usaha pelayaran kapalnya. Hingga akhirnya, tahun 2018, Adi memutuskan untuk menutup usaha ini karena peluangnya sudah makin mengecil. Per tahun 2020, jabatan Adi meneruskan tugasnya di Sekretariat Wakil Presiden TNP2K. Tugasnya adalah ikut serta membuat program pemerintah selama beberapa tahun ke depan, menjadi koordinator kunjungan kerja Wakil Presiden, ikut serta membuatkan materi untuk Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN), dan membantu membuatkan pidato untuk Wakil Presiden.
Namun, menjalankan tugas seperti ini bukan tanpa rintangan. Adi harus bersentuhan langsung dengan para petinggi di kementerian, yang mana mereka tidak mudah menerima dirinya yang tergolong masih muda saat itu (berusia di bawah 30 tahun), keturunan Tionghoa, dan beragama Kristen. Terlebih lagi, Adi menduduki posisi di mana seharusnya seseorang memiliki karir selama 20-25 tahun sebagai Pegawai Negeri Sipil. Karena alasan itu, Adi harus mendapatkan resistensi (hambatan untuk bekerja sama) di awal karirnya. Tapi ia tidak ambil pusing. “Tetap proaktif, tetap merangkul, tetap berkarya. Toh sama-sama makan nasi, sama-sama menyanyikan ‘Indonesia Raya’,” ujarnya ketika ditanya bagaimana ia bisa menghadapi situasi seperti itu hingga akhirnya suasana bisa cair dalam beberapa bulan kemudian.
Ada banyak hal menyenangkan yang didapatkan dari pekerjaan ini. Pertama, ia bisa berinteraksi dengan banyak orang yang pintar, memiliki banyak karya, dan luar biasa di taraf nasional maupun internasional. Kedua, tentu saja ia bisa ikut traveling sembari bertugas menemani orang-orang penting! Adi benar-benar bersyukur atas anugerah Tuhan yang mengizinkan dirinya bisa berada di birokrasi pemerintahan hingga sekarang. Nilai-nilai kekristenan dan pengetahuan yang didapatkan di UK Petra menjadi pedoman dalam bekerja. Tak hanya itu, kesadaran bahwa pendapatan (gaji) ini diberikan oleh masyarakat melalui pajak. Adi mengakui bahwa godaan untuk mendapatkan uang lebih di birokrasi pemerintahan memang tinggi. Tetapi, Adi tetap memegang teguh integritas dalam bekerja. Kesadaran itu mengantarkannya untuk tetap berkarya dan menggunakan pendapatan secara bijak.*(Ivania Tanoko)
“Semua pengetahuan yang didapatkan dalam kehidupan bisa diolah untuk memberikan dampak positif bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.” – Adi Chandra, 2020
Ditulis oleh. Ivania Tanoko