Bisnisnya tergolong unik dan langka di Surabaya, yaitu papan bunga kertas. Desainnya sangat cantik, rapi, serta detail sehingga menarik perhatian. Di samping itu, masih ada produk lain yang bahkan bisa membuat kita menggelengkan kepala. Kok bisa kepikiran, ya?
Semua bermula di hari ketika Sally Wong resmi menyandang status sebagai alumnus Program Akuntansi Pajak di tahun 2018. Selesai acara wisuda, ia menerima hand bouquet bunga kertas dari temannya. Pada waktu itu, kerajinan hand bouquet bunga kertas belum terlalu booming di Surabaya. Segera saja perempuan yang hobi crafting ini tertarik membangun usaha bunga kertas. Di tahun yang sama, Sally membuka usahanya yang diberi nama “Tjap Bunga Kertas” di Jalan Raya Darmo Permai Timur 18Z.
Tidak hanya berpaku pada hand bouquet bunga kertas, anak bungsu dari tiga bersaudara ini juga mengeluarkan ide baru yang belum pernah ada di Surabaya, yaitu papan bunga kertas. Menurut Sally, papan bunga tradisional itu monoton. Orang tuanya juga mengeluh soal huruf-huruf yang sering jatuh dari papannya serta desain yang cukup membosankan. Oleh karena itu, papan bunga kertas tentu menawarkan lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan papan bunga tradisional. Papan serta tulisannya menggunakan teknik cetak/printing, sedangkan hiasan bunganya menggunakan bahan premium paper. Untuk peralatannya sendiri, hanya membutuhkan lem tembak dan sumpit. “Selain karena awet, warna bunga juga bisa bervariasi,” jelasnya. Pembeli juga punya kebebasan dalam memilih desain papan bunga kertas. Mau pesan sesuai contoh yang sudah ada? Bisa. Mau request sendiri modelnya? Juga bisa.
Selama 2 tahun bisnisnya berjalan, perempuan kelahiran Maret 1997 ini hanya mengalami kesulitan mencari pegawai yang memiliki bakat seni di dalam dirinya dan bisa menghasilkan karya sesuai dengan yang ia inginkan. Hingga saat ini, Sally menjalankan bisnis bersama 2 pegawai dan 2 sopir. Selain sebagai owner, Sally juga turun tangan mengajari para pegawainya satu per satu. Lalu, Sally sendiri belajar dari mana? “Saya belajar sendiri, coba-coba sendiri,” jawab Sally. Menurutnya, butuh sekitar 3 bulan lebih untuk menguasai skill ini.
Saat PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar, red.), Tjap Bunga Kertas sempat mengalami penurunan yang drastis. Namun, Sally memiliki kiatnya sendiri menghadapi persoalan ini: semangat, inovasi, dan kreativitas. Hal ini terbukti dengan munculnya beberapa model baru sekaligus yang tidak pernah ada di Surabaya sebelumnya, yaitu mini pot, standing paper flower, dan jumbo pot. Mini pot adalah bunga ucapan yang diletakkan di vas meja, dengan tinggi sekitar 50-60 cm. Standing paper flower berupa 1 bunga besar beserta tangkainya, dengan tinggi ±130 cm. Yang terakhir adalah jumbo pot, 3 bunga besar dengan tinggi mencapai 150-160 cm. Dengan adanya inovasi-inovasi baru ini, bisnis Sally bisa menarik lebih banyak pembeli dengan berbagai tujuan. Di samping melayani konsumen yang mau menyampaikan pesan dukacita, Tjap Bunga Kertas juga melayani pembuatan ucapan selamat atas opening store, birthday event, anniversary, atau sebagai dekorasi rumah.
Ternyata, produk inovasi yang Sally hasilkan juga menarik minat para fotografer. Tak lama setelah meluncurkan produk jumbo pot, seorang fotografer menghubungi dan meminta bantuan Sally untuk membuat dekorasi di studio fotonya. Segera saja Sally mengambil kesempatan ini. “Dari dulu sebelum keluar jumbo pot juga kepikiran mau dekor, tapi bingung mau masuk ke sananya (mencari partner kerja sama dengan fotografer, red.) bagaimana,” ungkapnya. Saat itu, Sally sama sekali tidak punya kenalan fotografer. Berkat inovasi serta sikap yang tidak menyia-nyiakan kesempatan, kini sudah ada 2 fotografer yang bekerja sama dengannya.
Kesuksesannya dalam karir tak terlepas dari setiap pengalaman yang ia miliki selama berkuliah di UK Petra. Meskipun keputusan masuk di Program Akuntansi Pajak merupakan saran dari banyak anggota keluarganya, mahasiswi angkatan 2014 ini mampu menuntaskan pendidikannya dalam waktu 3.5 tahun. Kok bisa? “Apapun yang kamu kerjakan harus dicintai. Kalau sudah benci duluan, mau coba model belajar apapun, susah pasti,” terangnya. Ia pun bersyukur bisa berkuliah di program ini karena nyatanya, banyak pelajaran yang terpakai saat berkarir. Akuntansi dasar sangat membantu dirinya memahami pajak, sehingga ia bisa memulai usaha ini sendirian tanpa jasa akuntan. Dampak lainnya adalah Sally bisa meminimalkan banyak pengeluaran dalam usahanya.
Kegiatan-kegiatan organisasi yang pernah ia ikuti juga memberikan bonus soft skill yang sangat berguna dalam pekerjaannya. Beberapa di antaranya adalah menjadi sekretaris di Kompetisi Olahraga Akuntansi Pajak 2015, anggota divisi sponsor Petra Tax Competition 2016, serta ketua panitia National Exchange Program 2016. Pada dasarnya, Sally memang suka ikut kegiatan kepanitiaan karena ia suka akan hal-hal baru. Hal ini ia lakukan untuk menghindari kebosanan selama berkuliah sekaligus menghindari status mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang, red.). Bila ada kesempatan, ia tidak sungkan membantu teman-temannya. “Saya suka cari pengalaman. Karena menurut saya, pengalaman apapun itu bakal berguna di kemudian hari, meski hanya dari organisasi kecil di kampus atau sekolah,” katanya. Sebagai bonus, Sally mendapatkan pelajaran tentang kepemimpinan. Bagi para mahasiswa Program Akuntansi Pajak saat ini, Sally berpesan, semangat belajar terus dan jangan malas supaya bisa lulus 3.5 tahun dan langsung coba bekerja. Yang terpenting, jangan pernah merasa salah ambil jurusan! Akuntansi pajak sangat dibutuhkan untuk pekerjaan selanjutnya. Semisal mau memulai usaha start up sendiri, setidaknya para mahasiswa bisa mandiri bayar pajak dan hitung keuangan. “Dan juga, semua sekarang berhubungan dengan pajak. Beli barang ada pajak, jadi karyawan juga kena pajak, buka usaha pun juga kena pajak. Sooo, pelajaranmu sekarang sangat berarti untuk untuk masa depan,” tuturnya.
Ditulis oleh: Ivania Tanoko