


Pernah tahu atau nonton film “Jack” yang tayang di bioskop setahun silam? Film karya anak bangsa ini sangat unik karena semuanya serba Suroboyo. Cerita yang diangkat berkaitan erat dengan kehidupan sosial masyarakat Surabaya. Setting tempat diambil di beberapa spot terkenal di Kota Pahlawan ini, seperti Tugu Bambu Runcing, Kampung Maspati, Hotel Majapahit, Gedung Balai Kota, dan café di Peneleh. Namun yang tak kalah spesial adalah aktornya. Di antara seluruh pemeran, terdapat satu alumnus UK Petra Prodi Manajemen Bisnis 2015. Perkenalkan karakter utama “Meyling” yang diperankan oleh Grace Setiono, S.M.
Film Jack merupakan proyek film perdana Grace. Kisah terjunnya Grace ke dunia seni peran bermula dari ajakan teman SMA-nya untuk ikut audisi sebuah film yang diproduseri oleh kenalannya. “Ya ‘udah, iseng-iseng coba karena aku juga pengen banget coba industri ini. Puji Tuhan aku berhasil lolos casting sebagai Meyling dan puji Tuhan film perdana ini berhasil menarik minat masyarakat terutama warga Surabaya, dan sedang dalam proses untuk session dua dan tiga,” terangnya. Selain entertainment, Grace juga berkarir di dunia modelling. Hasil-hasil fotonya bisa dilihat di akun Instagram @faceofgrace_tie.

Tidak berhenti di sana, Grace juga punya karir yang berhubungan dengan prodi yang ditempuhnya, yaitu entrepreneurship. Ada dua bisnis yang Grace rintis dari awal, yaitu Mam.Kuweè di bidang Food and Beverage dan leather craft yang sedang dalam proses pencarian nama produk.
Awal berdirinya Mam.Kuweè tercetus dari adik kandungnya. Saat itu, adiknya yang merupakan lulusan Ottimo Surabaya bingung mencari orang yang tepat untuk berada di bidang manajemen. Grace pun menawarkan diri. Mam.Kuweè adalah sebuah produk kue lokal asli Surabaya dengan visi menjadi brand yang bisa membantu rakyat kecil untuk berpenghasilan, mempertahankan dan cenderung meningkatkan kualitas, serta kebanggaan Indonesia. “Bisnis ini sendiri mulai trial and error ketika kita mulai menjalani program #dirumahaja dan puji Tuhan banyak yang suka dan ikut support,” ucap wanita kelahiran tahun 1997 ini. Untuk bisnis leather craft, saat ini Grace sedang menyusun banyak hal dengan harapan bisa segera launching tahun depan.
Kesuksesan Grace tak lepas dari pengalamannya semasa kuliah. Mental, kepribadian, serta skill-nya (baik soft skill maupun hard skill) terbentuk sejak WGG (dulu P3KMABA, red.) sampai proses pengerjaan skripsi. Salah satu pengalaman paling berkesan yang dialaminya adalah ketika sedang mempersiapkan skripsi. Saat itu semua temannya sudah maju Bab 2, tapi ia sendiri masih berkutat di tahap persetujuan judul. Susah memang, tapi Grace tidak merasa sendirian. Justru di masa itulah kekeluargaan dari kampus dan teman-teman seperjuangan begitu terasa. Teman-teman dan dosen, termasuk dosen bukan pembimbing mau membantu Grace untuk belajar. “Setelah semua terlewati, saya sadar bahwa semua proses itu worth it,” kenang Grace.
UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Modelling yang diikutinya pun memberikan dampak positif bagi diri Grace. Selain bisa mengasah kemampuannya akan time management dan attitude bersama teman-teman, Grace merasa bahwa kegiatan UKM ini juga sebagai sarana refreshing di tengah kelas-kelas kuliah ekonomi.

Bagi Grace, pembentukan karakter kristiani serta mahasiswa dan dosen yang bijak nan baik bisa dicari dengan mudah di mana-mana. Tetapi mahasiswa dan dosen yang memiliki attitude bukan hanya baik, namun juga benar dan takut akan Tuhanlah yang paling penting. Dan Grace bersyukur dia bisa menemukan pribadi-pribadi seperti itu di UKP. Beberapa di antaranya adalah Prof.Dr.Eddy Madiono Sutanto, M.Sc. dan Ibu Sherly Rosalina Tanoto, S.Psi., M.Com.. Di mata Grace, Pak Eddy memiliki attitude dan prinsip yang kuat dan benar dalam mendidik, sementara Bu Sherly begitu semangat melihat mahasiswa-mahasiswi didiknya sukses dan naik level. Sebagai penutup, Grace memberikan pesan kepada teman-teman yang sekarang masih berjuang atau mungkin baru mengawali perjuangan di bangku kuliah. “Berkawanlah sebanyak mungkin. Lalu nikmati setiap proses yang ada karena proses ini sangat berarti untuk kehidupan di masa setelah kuliah. Saling support dengan teman juga kunci untuk tetap semangat dalam kuliah. Semua ada alasan kenapa kalian ada di UKP. Tetaplah teguh di dalam Tuhan supaya kita peka akan tiap peluang keberhasilan.”
Ditulis oleh: Ivania Tanoko