Kehidupan perkuliahan membuka peluang bagi mereka yang ingin mempersiapkan diri, bahkan untuk melampaui standar program studi pilihan. Fandi Gunawan, mendalami profesi yang bertolak belakang dengan program studinya di Universitas Kristen Petra (UKP). Memiliki bisnis variasi mobil sekaligus aktif dalam pelayanan gereja, dilakukan dengan sepenuh hati oleh alumnus Teknik Arsitektur ini.
Waktu yang singkat di masa perkuliahan, dimanfaatkan dengan maksimal oleh Fandi. Alumnus angkatan 1995 ini aktif tergabung dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, seperti Himpunan Mahasiswa (HIMA), Pusat Kerohanian, Pers Mahasiswa, Tim Petra Sinergi, hingga sempat maju mencalonkan diri menjadi kandidat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Senat Mahasiswa UK Petra. Ia menikmati berbagai kesibukan tersebut, yang belum tentu bisa dialami oleh sebagian besar mahasiswa lainnya. Meskipun teman-teman seusianya lebih banyak berkegiatan di luar kampus, seperti bermain, bersenang-senang, atau berpergian, Fandi tak terbawa arus. Menyadari program studi pilihannya tidaklah mudah, ia selalu mempersiapkan dengan matang projek yang ditugaskan, agar memiliki waktu luang. Bukan untuk bersantai, melainkan untuk menjalankan tanggung jawabnya di berbagai kegiatan kemahasiswaan.
Tak hanya memenuhi kegiatan kemahasiswaan, alih-alih pulang dan beristirahat, Fandi justru mengunjungi perpustakaan kampus. Sudah jadi kebiasaan baginya untuk mengelilingi rak perpustakaan untuk mempelajari hal-hal baru. Beragam subjek seperti ekonomi, ekologi, sipil, hukum, sosial, dan arsitektur, ia pelajari dan pahami satu per satu. Subjek yang dibaca, ia pilih secara acak tergantung pada suara hatinya kala itu. Ia mempelajari hal-hal baru dari setiap subjek dan disesuaikan dengan kondisinya. “Jadi ketika saya lulus, saya punya pola pikir yang komprehensif,” ujar laki-laki kelahiran Kota Surabaya ini. Dengan memahami banyak hal-hal baru, Fandi dapat menggunakannya sebagai bekal di masa depan. Terbukti dari profesi yang kini dijalani, ia memanfaatkan segala pengalamannya selama di UK Petra. Mulai dari pembuatan proposal, berinteraksi dengan banyak orang, melatih softskills, kemampuan berempati, hingga menjadi pribadi yang ber-value, semuanya ia implementasikan dalam profesinya saat ini.
Fandi Gunawan memiliki cita-cita sebagai dosen. Namun, Tuhan berkehendak lain dan selalu punya rencana bagi anak-anak-Nya. Tak patah semangat, pria kelahiran tahun 1977 ini mendapat tawaran dari teman-temannya untuk mendirikan biro konsultan arsitek bersama. Lagi-lagi, projek tersebut urung terealisasi. Fandi mendapat tawaran dari kedua orang tuanya untuk mengelola usaha keluarga yang berhasil ia pertahankan selama kurang lebih 20 tahun. Berusaha menjadi anak yang baik dan sebagai putra sulung dalam keluarga, ia menerima kesempatan itu. Fandi membantu pengelolaan usaha keluarganya, meski harus melepas segala cita-cita dan latar belakang arsitekturnya.
Berprofesi sebagai owner atau pemilik dari Sumber Agung Variasi atau SAVe!, menuntut Fandi Gunawan banyak mendalami bidang pemasaran. Hal ini bukan jadi tantangan sulit, mengingat dirinya yang aktif untuk mengeksplorasi ilmu baru di masa kuliahnya. Dengan adil ia membagi tanggung jawab pengelolaan toko bersama dengan adik perempuannya. Sang adik memegang penuh kendali dalam proses pelayanan di toko, dan ia berfokus pada pengembangan dan koneksi usaha. Keuletannya menjadi pemilik Sumber Agung Variasi, terbukti dari keberhasilan untuk menjadi rekan dengan ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) Toyota. Hal ini ia raih berkat segala pengalaman berinteraksi dengan banyak orang di masa kuliahnya.
Sebagai pengelola usaha, pria yang memiliki hobi membaca dan menonton ini cenderung memiliki waktu yang fleksibel. Di waktu luang, ia menyempatkan diri untuk bersantai dengan keluarga dan juga menjalankan pelayanan di gereja. Pada tahun 2009, ia bergabung sebagai bagian dari salah satu departemen di Gereja Mawar Sharon. Kesempatan lain yang tetap berkaitan dengan bisnis, mengarahkan Fandi untuk mengambil gelar Master of Organization Leadership (MOL). Sukses dengan perbekalan kepemimpinan organisasi, menuntunnya menjadi Head of Business Connection Ministry Gereja Mawar Sharon. Departemen yang ia pimpin, menyediakan pelayanan khususnya bagi para jemaat gereja berkaitan dengan pengelolaan uang dan diri. Dalam pelayanannya, ia mengajak para jemaat untuk berpandangan tepat terhadap harta dan panggilan hidup dari Tuhan. “Pemikirannya bukan people for the church, tapi church for the people,” jelasnya. Business Connection dari gereja, membantu membagikan firman Tuhan agar terwujud jemaat yang berkondisi baik, secara finansial dan karier.
Fandi Gunawan memegang teguh prinsip kesuksesan yang berasal dari persiapan yang bertemu dengan kesempatan. Artinya, segala sesuatu yang kita persiapkan dengan baik, bertemu dengan kesempatan yang sudah disiapkan Tuhan, maka terwujudlah kesuksesan. Baginya, dua profesi yang berhasil ia pegang untuk waktu yang lama ini merupakan wujud dari prinsip tersebut. Segala usaha yang ia persiapkan semasa kuliah, bertemu dengan kesempatan-kesempatan yang tepat. Sebagai pemilik usaha variasi mobil dan pemegang jabatan di gereja, penting bagi Fandi untuk memiliki komitmen untuk mengatur waktu. Tak hanya time management, ia menjelaskan betapa pentingnya kemampuan untuk mind management atau mengatur pikiran. “Ngatur waktu itu gampang, ngatur pikiran yang susah. Percuma punya waktu banyak, tapi pikiran masih ke mana-mana,” jelas Fandi.
Mengutip dari Amsal 3:6, Fandi berpesan untuk senantiasa menyelaraskan hal-hal yang kita lakukan dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Penting untuk mengimani firman Tuhan sebagai penuntun di kala kegelapan melanda, agar kaki kita tidak terantuk batu. Tak selamanya hidup itu mudah, tantangan datang silih berganti menguji kemampuan dan iman seseorang. “Sometimes we win, sometimes we learn,” jadi poin kesadaran baginya di kala mengalami lika-liku dalam hidup. Alih-alih mengeluh pada Sang Pencipta, Fandi justru menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran baru. “Dalam Tuhan, tidak pernah ada penyebab untuk melakukan sesuatu yang buruk pada anak-Nya,” jadi pesan penutup Fandi Gunawan. ***
Ditulis oleh: Angelica Nicole Setiabudi